Nyadran merupakan salah satu tradisi yang masih lekat dalam kehidupan masyarakat Jawa. Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta “Sraddha”yang artinya keyakinan. Tradisi Nyadran merupakan suatu budaya mendoakan leluhur yang sudah meninggal dan seiring berjalannya waktu mengalami proses perkembangan budaya sehingga menjadi adat dan tradisi yang memuat berbagai macam seni budaya. Nyadran dikenal juga dengan nama Ruwahan, karena dilakukan pada bulan Ruwah. Tradisi Nyadran berdasarkan sejarahnya merupakan suatu akulturasi budaya jawa dengan islam.
Tradisi Nyadran masih melekat dalam adat istiadat masyarakat jawa, khususnya Desa Grudo. Tradisi Nyadran di Desa Grudo sudah diadakan turun temurun sejak dahulu. Nyadran di Desa Gudro diawali dengan kegiatan Tari Gambyong di Dusun Grudo, dilanjutkan di Dusun Mojorejo dengan kegiatan yang sama. Setelah beberapa hari, dilanjutkan dengan Kegiatan Nyepi Suoro dan Bancaan di Dusun Cupo. Dan rangkaian kegiatan Nyadran yang terakhir yaitu Pagelaran Wayang Golek di Dusun Pojok dan Wayang Krucil di Dusun Brangol.
Rangkaian Kegiatan Nyadran di Desa Grudo Tahun ini diantaranya:
1. Tari Gambyong di Sendang Grudo, Hari Jum'at Tanggal 19 Juli 2024 Pukul 10.00 WIB.
2. Tari Gambyong di Sendang Mojorejo, Hari Jum'at Tanggal 19 Juli 2024 Pukul 15.00 WIB.
3. Nyepi Suara Seluruh Warga Cupo pada Tanggal 21-22 Juli 2024, dilanjutkan dengan Bancaan di Makam Dusun Cupo, Hari Senin Tanggal 22 Juli 2024 Pukul 14.00 WIB.
4. Pagelaran Wayang Golek di SDN Grudo 4, Hari Jum'at Tanggal 09 Agustus 2024 Pukul 19.00 WIB.
5. Pagelaran Wayang Krucil di Makam Mbah Tuan Glundung, Hari Jum'at Tanggal 09 Agustus